Wednesday, August 8, 2007

Bumi kita!


Terlintas sebuah ingatan masa kecilku, saat pagi hari aku membuka jendela .. udara dingin masuk. Sekarang tak sedingin dulu, siang serasa lebih terasa lama dan pagi juga tak seindah dulu. Airpun tak sejernih dulu.
sempat ku berfikir dan bertanya, Pertanda apa ini!


kupu-kupu indah

Hal terindah semasa kecilku juga tak ada sekarang. Dari pepohonan rindang di depan rumah, udara segar, bahkan kupu-kupu yang indah yang berwarna-warni.


Asap tak bertanggung jawab

Mungkin kita membuang sampah, menggunakan listrik tanpa penghematan, melakukan pembalakan liar atau semacamnya. Kita anggap sepeleh semua itu. Namun, bayangkan bila kita menggunakan 10 watt listrik sama saja menghasilkan 990 kg karbondioksida. Asap akan menahan pembiasan sinar matahari karena asap itu akan menjadi insulator sebagai penahan panas di atmosfer bumi kita.


Data perubahan suhu dari 1860-2000

Atau juga efek rumah kaca, seperti gedung pencakar langit dengan dinding serba kaca atau kaca film pada kendaraan bermotor. Kaca-kaca itu akan memantulkan panas ke armosfer. Dan juga menahan panas di atmosfer.

Efek rumah kaca

Bila semua terjadi, permukaan laut didunia akan menaik dengan seiring mencairnya es di kutub uatara dan selatan. Perubahan iklim dibeberapa tempat yang mengakibatkan tumbuhan didaerah itu mati karena tidak dapat beradaptasi begitu pula untuk hewan.


Beruang terseret es mencair

Kulit kita akan rusak keriput dan akan terkena kanker kulit karena radiasi sinar utra violet yang berlebihan. Air jernih habis bergeser ke air payau atau air laut karena berkurangnya serapan air dari imbas perubahan iklim. Pernah kubayangkan akan indahnya tanah yang ku pijak, penuh warna warni kilauan alamku.

Imigrasinya Pinguin dari kutub yang mencair

Pemanasan global terus berlanjut. Bila tangan kita hanya diam dan hanya mengganggap hal sepeleh tersebut adalah sepeleh juga. sama seperti kau mengganggap dirimu juga sepeleh. Pedulikah kita terhadap itu semua. tak ada gading yang tak retak, jadi jangan sampai kau sesali hal ini tanpa gerakan tanganmu.

sebelum




sesudah

Bumi kita butuh tangan -tangan seperti kita. Tak hanya berbicara namun mau bertindak. Maukah kau anak cucu kita hanya menghirup udara yang kita hasilkan selama ini nantinya dan membayar mahal hanya untuk setetes air. Ingat planet seperti yang kita tinggali saat ini, hanya satu dalam tatanan tata surya.




Jagalah Bumi ini, sebuah planet dengan onggokan es krim
.



7 comments:

Unknown said...

assalamualaikum,

anda kalau bikin postingan selalu mengena, gimana caranya ajarin saya donk..??

postingan yang ini bagus , menyadarkan pada kita bahaya apa yang mengancam kita sesungguhnya.

abdul ghofur said...

Wah, kamu sekarang produkif euuuyyy, bagus2 artikelnya... siiiipppp, butuh anak muda macam gini nih untuk majuin bangsa, mudah2an yang lain ngikutin... amiiiinnnn

Hidayatullah said...

maju terus Indonesiaku!
maju juga buat kamu:">

Sinopi said...

Waduh... Dwi skrg postingan nya berat euy
Top deh...!

septianw said...

Suka makan yang berat2 mungkin, Gimana caranya sih bikin semur linggis?

Salam Kenal..

Slamet Syahrir said...

yakin itu bukan pertanda buruk, semangat bangsa yang sedang berkobar untuk melakukan suatu peningkatan dalam segala hal yang positif

Unknown said...

Dwi, beberapa bulan yang lalu seorang temen yang kesadarannya mulai kembali(sebelumnya sama kayak gue, koma mulu ), pengen bikin film pendek tentang global warming diliat dari sudut pandang profesi dia sebagai arsitek. Betapa piciknya gue yang melirik skenarionya pun ogah. Dan betapa terkutuknya gue, yang malah ketiduran saat nonton An Inconvenient truth, film yaang seharusnya diliat, diperhatikan dan telaah oleh kita. Uhuy. Ok Dwi..tks artikelnya menggugah banget..*tulusloh*